Ajari Anak Mengemudi Sejak Dini




Situasi lalu lintas di Jakarta dan kota-kota besar lainnya saat ini setiap hari pasti diwarnai kecelakaan, baik tunggal maupun beruntun. Hal ini terjadi selain karena lalu lintas yang sesak, juga akibat banyak pengemudi yang sebenarnya belum terlalu mahir.

Indikasi perekonomian yang semakin meningkat akan ditandai dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor. Tapi khusus untuk Jakarta, warga ibukota yang mampu lebih memilih mengemudi kendaraan sendiri baik roda dua maupun roda empat. Itu disebabkan oleh buruknya kondisi angkutan umum, seperti bus kota dan kereta api komuter.

Nah, dari kondisi inilah kemudian bermunculanlah pengemudi-pengemudi baru di jalan raya. Padahal dari segi teknis mereka belum sepenuhnya menguasai. Tapi demi gengsi dan tak ingin berdesakan dalam angkutan umum, mereka terpaksa menjalankan kendaraan bermotor meski masih sering membahayakan orang lain di jalan raya.

Ditambah lagi dengan kemudahan dalam mendapatkan surat izin mengemudi (SIM), terutama bagi mereka yang memilih jalan pintas tanpa melalui prosedur baku. Yang penting SIM di tangan dan siap untuk melaju di jalan raya dengan mobil baru atau mobil bekas yang baru dibeli.

Untuk mengatasi bahaya yang diakibatkan para pengemudi dadakan ini, ada baiknya melatih anak-anak di usia dini untuk mengemudi. Meski belum bisa mendapatkan SIM, tapi setidaknya mereka sudah cukup mahir dan siap menjadi pengemudi yang bertanggungjawab jika sudah direstui untuk mengantongi SIM.

Hal itu didasarkan pada pengalaman para instruktur sekolah mengemudi di Inggris. Di negerinya Pangeran Charles itu telah digelar program bernama Young Driver, yang memberikan pelatihan mengemudi untuk anak-anak usia 11 hingga 16 tahun.

Program yang didukung oleh pabrikan mobil Seat itu dimaksudkan untuk melatih kemampuan menyetir para pengemudi belia dan juga menjejalkan rasa bertanggungjawab pada mereka sejak dini.

Sasaran program ini adalah mencetak pengemudi handal dan mengurangi angka kecelakaan lalu lintas.

Menurut cerita sejumlah instruktur, para pengemudi muda itu memiliki kemampuan menyerap ilmu lebih cepat dan lebih baik ketimbang mereka yang sudah berusia 17 tahun ke atas. Hal itu terjadi karena mereka lebih antusias menyimak pelajaran dan pelatihan serta tak terlalu tertekan. Selain itu, mereka cenderung tidak mau ugal-ugalan dan tak mudah marah.

Setelah mendapatkan pelajaran teori, para pengemudi muda itu menjalani praktik lapangan dengan duduk di belakang kemudi. Setelah sekitar 30 menit menjalankan kendaraan, mereka mulai dilatih untuk melewati sederetan kun, parkir pararel dan mundur di antara jajaran kun. Ternyata semua latihan itu dilakukan mereka dengan cukup mudah.

Hal tersulit dalam praktik lapangan itu, menurut para siswa, adalah parkir pararel. Karena dalam situsi ini pengemudi harus memikirkan banyak hal berbeda.

Nah, dari kegiatan itu tergambar bahwa kita sebagai orang tua tidak perlu takut untuk mengenalkan kendaraan bermotor sejak dini. Ini demi upaya menghasilkan para pengemudi handal di kemudian hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahaya Bertambah, Perubahan Iklim Sebabkan Kanker

Pendiri WikiLeaks Siap Jadi Senat Australia