Mengapa Gajah Memiliki Belalai ?



Ilmuwan telah mempersiapkan kebun binatang genetik untuk mengungkap bagaimana gajah memperoleh belalai dan dari mana asal usul bintik-bintik macan tutul.

Skema ini bergantung pada teknologi rangkaian DNA menyangkut pemetaan genetik dari 10 ribu spesies vertebrata akan dilakukan dan memerlukan sekitar dua tahun lagi.

Proyek “Genetik 10 ribu” akan melibatkan pengumpulan beribu spesimen binatang yang tersebar dan mengotak-otakan cetak biru DNA atau sel genetik mereka. Jika tercapai, ilmuwan dapat mengetahui bagaimana proses evolusi vertebrata dari sebuah organisme tunggal menjadi spesies hidup saat ini.

Ide tentang hal ini pertama kali dicetuskan pada bulan April 2009, dalam pertemuan ilmuwan selama tiga hari di universitas California, Santa Cruz.

Peraih Nobel bidang Genetik, Professor Sydney Brenner dari Salk Institute, San Diego, California, yang juga pemimpin penelitian mengatakan, “permasalahan biologi intelektual paling menantang abad ini adalah rekonstruksi biologis di masa lalu yang akan membuat kita paham tentang kompleksitas organisme yang berevolusi.”

“Genetik mengandung informasi dari masa lalu (fosil molekular) dan urutan dari vertebrata (sel DNA) akan menjadi sumber informasi penting.”

Teknologi pengurutan DNA yang mumpuni dengan memetakan pola kimiawi dari DNA yang membentuk kode genetik dibutuhkan sebelum pekerjaan dengan skala yang lebih besar layak dilakukan.

David Haussler dari Universitas California, Santa Cruz, yang juga salah satu arsitek proyek berucap," Tak ada seorang pun yang benar-benar mengetahui bagaimana gajah mendapat belalainya, atau bagaimana macan tutul memiliki bintik-bintik. Proyek ini akan meletakkan dasar-dasar yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.”

"Perbedaan DNA yang membentuk gen binatang saat ini, memegang kunci dalam peristiwa biologis besar di masa lalu. Seperti halnya perkembangan empat bilik jantung dan arsitektur megah dari sayap, sirip dan lengan, yang disesuaikan masing-masing untuk tujuan khusus."[ito]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahaya Bertambah, Perubahan Iklim Sebabkan Kanker

Pendiri WikiLeaks Siap Jadi Senat Australia